ENKRIPSI



Setiap orang bahwa ketika dikehendaki untuk menyimpan sesuatu secara pribadi, maka kita harus menyembunyikan agar orang lain tidak tahu. Sebagai misal ketika kita megirim surat kepada seseorang, maka kita membungkus surat tersebut dengan amplop agar tidak terbaca oleh orang lain. Untuk menambah kerahasiaan surat tersebut agar tetap tidak secara mudah dibaca orang apabila amplop dibuka, maka kita mengupayakan untuk membuat mekanisme tertentu agar isi surat tidak secara mudah dipahami.
Cara untuk membuat pesan tidak mudah terbaca adalah enkripsi. Dalam hal ini terdapat tiga kategori enkripsi antara lain :

-  Kunci enkripsi rahasia (symmetric cryptography), dalam hal ini terdapat sebuah kunci yang digunakan untuk meng-enkripsi dan juga sekaligus men-dekripsi informasi.
-     Kunci enksripsi public (asymmetric cryptography), dalam hal ini dua kunci digunakan, satu untuk proses enkripsi dan yang lain untuk proses dekripsi.
-  Fungsi one-way (one-way functions), di mana informasi di-enkripsi untuk menciptakan “signature” dari informasi asli yang bisa digunakan untuk keperluan autentifikasi.
Enkripsi dibentuk dengan berdasarkan suatu algoritma yang akan mengacak suatu informasi menjadi bentuk yang tidak bisa dibaca atau tak bisa dilihat. Dekripsi adalah proses dengan algoritma yang sama untuk mengembalikan informasi teracak menjadi bentuk aslinya. Algoritma yang digunakan harus terdiri dari susunan prosedur yang direncanakan secara hati-hati yang harus secara efektif menghasilkan sebuah bentuk terenkripsi yang tidak bisa dikembalikan oleh seseorang bahkan sekalipun mereka memiliki algoritma yang sama.
Algoritma sederhana dapat dicontohkan di sini. Sebuah algoritma direncanakan, selanjutnya disebut algoritma (karakter+3), agar mampu mengubah setiap karakter menjadi karakter nomor tiga setelahnya. Artinya setiap menemukan huruf A, maka algoritma kan mengubahnya menjadi D, B menjadi E, C menjadi F dan seterusnya.
Sebuah pesan asli, disebut plaintext dalam bahasa kripto, dikonversikan oleh algoritma karakter+3 menjadi ciphertext (bahasa kripto untuk hasil enkripsi). Sedangkan untuk mendekripsi pesan digunakan algoritma dengan fungsi kebalikannya yaitu karakter-3
Metode enkripsi yang lebih umum adalah menggunakan sebuah algoritma dan sebuah kunci. Pada contoh di atas, algoritma bisa diubah menjadi karakter+x, di mana x adlah variabel yang berlaku sebagai kunci. Kunci bisa bersifat dinamis, artinya kunci dapt berubah-ubah sesuai kesepatan untuk lebih meningkatkan keamanan pesan. Kunci harus diletakkan terpisah dari pesan yang terenkripsi dan dikirimkan secara rahasia. Teknik semacam ini disebut sebagai symmetric (single key) atau secret key cryptography.
Selanjutnya akan muncul permasalahn kedua, yaitu bagaimana mengirim kunci tersebut agar kerahasiaannya terjamin. Karena jika kunci dapat diketahui oeleh seseorang maka orang tersebut dapat membongkar pesan yang kita kirim.
Untuk mengatasi permasalahan ini, sepasang ahli masalah keamanan bernama Whitfield Diffie dan Martin Hellman mengembangkan konseppublic-key cryptography. Skema ini, disebut juga sebagai asymmetric encryption, secara konsep sangat sederhana, tetapi bersifat revolusioner dalam cakupannya. Gambar berikut memperlihatkan mekanisme kerja dari metode ini.


 


-          Seperti terlihat pada gambar di atas, masing-masing person mempunyai sepasang kunci, kunci privat dan kunci publik, yang secara matematis berasosiasi tetapi beda dalam fungsi.
-          Dari dua kunci tersebut, sebuah disimpan secara pribadi (kunci privat) dan yang satunya dipublikasikan (kunci publik)

Kunci privat dijaga kerahasiaanya oleh pemiliknya atau diterbitkan pada server kunci publik apabila dihendaki. Apabila kita menginginkan untuk mengirimkan sebuah pesan terenkripsi, maka kunci publik dari penerima pesan harus diberitahukan untuk mengenkripsi pesan. Saat pesan tersebut sampai, maka penerima akan mendekripsi pesan dengan kunci privatnya. Jadi konsep sederhana yang diaplikasikan di sini adalah bahwa sebuah pesan hanya bisa didekripsi dengan sebuah kunci privat hanya apabila ia sebelumnya telah dienskripsi dengan kunci public dari pemilik kunci yang sama.
Enkripsi ini memiliki sifat one-way function. Artinya proses enkripsi sangat mudah dilakukan, sedangkan proses dekripsi sangat sulit dilakukan apabila kunci tidak diketahui. Artinya untuk membuat suatu pesan terenkripsi hanya dibutuhkan waktu beberapa detik, sedangkan mencoba mendekripsi dengan segala kemungkinan membutuhkan waktu ratusan tahuanan bahkan jutaan tahun meskipun menggunakan komputer yang handal sekalipun
Enkripsi one-way digunakan untuk beberapa kegunaan. Misalkan kita memliki dokumen yang akan dikirimkan kepada seseorang atau menyimpan untuk kita buka suatu saat, kita bisa menggunakan teknik one-way function yang akan menghasilkan nilai dengan panjang tertentu yang disebut hash.. Hash merupakan suatu signature yang unik dari suatu dokumen di mana kita bisa menaruh atau mengirimkan bersama dengan dokumen kita. Penerima pesan bisa menjalankan one-way function yang sama untuk menghasilkan hash yang lain. Selanjutnya hash tersebut saling dibanding. Apabila cocok, maka dokumen dapat dikembalikan ke bentuk aslinya.
       Gambar berikut memperlihatkan tiga teknik utama kriptografi yaitu symmetric cryptography, asymmetric cryptography, dan one-way functions.


 






0 komentar:

Post a Comment